Fimosis merupakan kondisi yang ditandai dengan kulup penis belum terlepas secara sempurna dari kepala penis. Sebenarnya kulup akan terlepas dengan sendirinya seiring bertambahnya usia anak. Jangan mencoba untuk melepaskannya sendiri karena justru berisiko menimbulkan gangguan yang disebut parafimosis.Parafimosis terjadi ketika kulup yang ditarik tersangkut dan tidak dapat kembali ke posisi semula. Parafimosis merupakan kondisi medis darurat yang harus segera ditangani karana dapat menyumbat aliran darah ke kepala penis.

Salah satu hal yang perlu diketahui, pada kulup penis terdapat smegma. Smegma adalah kumpulan sel-sel kulit mati yang berada di antara kepala penis dengan kulupnya yang berwarna putih, dan membantu memisahkan kulup dari kepala penis. Smegma itu sendiri mudah dibersihkan

Gejala Fimosis

Fimosis pada anak yang belum disunat merupakan kondisi normal yang diakibatkan oleh menempelnya kulup ke kepala penis. Kulup penis anak akan merenggang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. Kulup akan terlepas dengan sempurna umumnya pada usia 17 tahun.

Meskipun umumnya fimosis pada anak merupakan kondisi normal, terdapat kondisi yang perlu diwaspadai pada penis anak, yaitu ketika kulup yang sudah terlepas tetapi menempel kembali atau kepala penis mengalami peradangan dan disebut sebagai balanitis.

Fimosis mungkin bisa menjadi kondisi yang normal bagi anak laki-laki yang belum disunat. Namun, fimosis berisiko menimbulkan balanitis yang dapat ditandai dengan gejala berikut:

  • Kepala penis terasa perih, serta tampak membengkak dan memerah
  • Keluar cairan kental dari kulup
  • Terbentuk garis putih di sekitar kepala penis
  • Terdapat darah pada urine
  • Rasa terbakar atau nyeri pada saat buang air kecil
  • Nyeri panggul bagian bawah

Jika timbul kondisi tersebut, segera konsultasikan dengan dokter anak Anda agar mendapatkan penanganan yang tepat, karena dokter anak juga akan memantau kondisi kesehatan anak, serta kondisi tumbuh kembang anak anda termasuk kondisi perkembangan organ tubuh salah satunya penis anak

Penyebab Fimosis

Fimosis merupakan kondisi normal pada anak-anak yang belum disunat, khususnya anak usia di bawah 3 tahun. Setelah itu, kulup akan melonggar dengan sendirinya sehingga dapat digerakkan atau ditarik ke belakang kepala penis.

Selain pada anak-anak, fimosis juga dapat terjadi pada orang dewasa yang belum disunat. Berbeda dengan anak-anak, fimosis pada orang dewasa merupakan kondisi yang tidak normal dan dapat disebabkan oleh:

  • Radang kepala penis
  • Infeksi kepala penis
  • Lichen sclerosus
  • Eksim
  • Psoriasis
  • Diabetes 

Diagnosis Fimosis

Fimosis akan tampak dari gejala yang muncul, yaitu kulup penis yang menempel dengan kepala penis. Kondisi tersebut normal pada anak-anak, terutama pada anak-anak usia dibawah 3 tahun. Namun bila timbul gejala yang perlu diwaspadai, segera konsultasikan dengan dokter.

Saat berkonsultasi dengan dokter, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh penderita, kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada penis. Setelah itu, dokter akan menentukan langkah pengobatan yang akan dijalani, tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang.

Pengobatan Fimosis 

Sebagian besar kasus fimosis bukan merupakan masalah yang serius dan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Bagi orangtua yang anaknya mengalami fimosis, jangan sekali-kali menarik kulup penis secara paksa. Tindakan tersebut dapat memicu iritasi atau infeksi, bahkan timbul parafimosis yang berbahaya.

Dokter akan memberikan langkah pengobatan jika fimosis menimbulkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Jenis pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan fimosis penderita.

Berikut ini adalah jenis pengobatan yang dapat disarankan oleh dokter:

– Obat-obatan

Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan fimosis. Salah satu obat yang dapat digunakan adalah kortikosterroid topikal dalam bentuk krim, gel, atau salep. Obat kortikosteroid dapat membantu melenturkan kulup sehingga memudahkan untuk ditarik.

Dokter juga dapat memberikan obat-obatan lain sesuai dengan penyebab fimosis. Jika pasien mengalami infeksi jamur, pasien akan diberikan krim antijamur. Jika pasien mengalami infeksi bakteri, pasien akan diberikan krim antibiotik

Fimosis pada orang dewasa dapat menganggu aktivitas seksual karena menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Untuk mengatasinya, dokter dapat menyarankan penggunaan kondom dan pelumas ketika melakukan hubungan.

– Sunat

Dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani sunat jika pasien mengalami balanitis atau radang kepala penis yang terjadi secara berulang, atau infeksi saluran kemih yang berulang. Sunat juga dapat dilakukan jika kulup menempel dengan sangat ketat. 

Komplikasi Fimosis

Meskipun fimosis pada anak-anak merupakan kondisi yang normal, fimosis dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi penis. Jika terjadi pada orang dewasa, fimosis dapat menimbulkan komplikasi seperti di bawah ini:

  • Posthitis atau inflamasi pada kulup
  • Nekrosis atau pembusukan jaringan kepala penis
  • Autoamputasi kepala penis akibat pembusukan jaringan

Pencegahan Fimosis

Fimosis merupakan kondisi yang normal pada anak. Tindakan pencegahan yang diperlukan adalah mencegah infeksi penis pada anak.pada beberapa tahun awal kehidupan, menarik kulup secara perlahan dan rutin dilakukan pembersihan seperti saat mandi atau ganti popok sangat berpengaruh pada kondisi kulup penis sehingga akan lebih mudah membersihkannya dan seiring berjalannya waktu akan melonggar dengan sendirinya. Untuk itu, orangtua perlu mengajarkan anaknya agar selalu membersihkan dan mengeringkan penis secara rutin.

 Sedangkan pada orang dewasa, membersihkan penis dilakukan untuk mencegah terjadinya atau terulangnya fimosis. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membersihkan penis adalah:

  • Mencuci penis setiap hari dengan air saat mandi. Hal ini juga perlu dilakukan pada pria yang telah disunat.
  • Menggunakan sabun yang tidak mengandung parfum dan menghindari penggunaan deodoran pada penis untuk mengurangi risiko iritasi.
  • Tariklah kulup penis perlahan guna membersihkan kulit di bawah kulup, tetapi jangan menarik kulup dengan keras karena dapat menimbulkan nyeri dan luka.

Referensi

Shahid, K.S. (2012). Phimosis in Children. ISRN Urol., 2012, doi: 10.5402/2012/707329.

Hayashi, et al. (2010). Prepuce: Phimosis, Paraphimosis, and Circumcision. ScientificWorldJournal., 11, pp. 289–301.

Lucile Packard Children’s Hospital. Stanford Children’s Health. Phimosis and Paraphimosis in Children.

MSD Manuals (2019). Phimosis and Paraphimosis.

NHS UK (2018). Health A-Z. Tight Foreskin (Phimosis and Paraphimosis).

Drugs (2018). Phimosis and Paraphimosis.

Balentine, J. MedicineNet (2017). Phimosis vs. Paraphimosis: Symptoms, Causes, and Treatments.

Ghory, H. Medscape (2017). Phimosis and Paraphimosis.

WebMD. 2 Penis Disorders: Phimosis and Paraphimosis.

Categories: Uncategorized

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *

082225155873